Batam Percepat Lompatan Menuju Pemerintah Digital, Langkah Visioner Menuju Kota Masa Depan
Di ruang rapat Wali Kota Batam, 13 Agustus 2025, getaran transformasi digital terasa begitu kuat. Saat Wali Kota Amsakar Achmad mengetuk palu pembukaan FGD Transisi SPBE menuju Pemerintah Digital (PEMDI), semua mata tertuju pada satu pertanyaan: Bagaimana Batam berhasil memimpin KEPRI dengan indeks SPBE "Sangat Baik" 3,77? Jawabannya datang dari sosok kunci: Tony S. Susanto, Ph.D., CEO PT Tatacipta Teknologi Indonesia (TATI) yang juga Tim Ahli KemenPANRB.
Dalam paparannya yang memukau, Tony menegaskan:
"Digitalisasi bukan sekadar ganti platform teknologi, tapi mindset revolution." tegasnya.
Dosen ITS sekaligus praktisi transformasi digital ini membongkar strategi jitu pencapaian 15 program prioritas Wali Kota melalui pendekatan berbasis data. "Ini tentang bagaimana data menjadi darahnya, teknologi menjadi tulangnya, dan SDM menjadi ototnya," ujarnya disambut anggukan setuju peserta.
Wali Kota Amsakar Achmad dalam sambutannya pun menyetujui: "Yang tidak adaptif akan tersisih. Pola kerja konvensional sudah expired!" Pernyataan ini sejalan dengan temuan TATI dalam pendampingan pemda di 12 provinsi: daerah yang mengadopsi konsep PEMDI=Precision, Efficiency, Mobility, Data-driven Integration selalu unggul dalam indeks layanan publik.
Keberhasilan Kota Batam dalam transformasi digital melalui SPBE, yang dipaparkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Rudi Panjaitan (tertinggi se-KEPRI, top 5 Sumatera) pun mengundang decak kagum. "Tim percepatan SPBE akan segera dibentuk untuk optimalisasi tata kelola," tuturnya. Kabar baik bagi pemda yang paham: percepatan semacam ini membutuhkan partner yang menguasai peta digital Indonesia dari hulu ke hilir.
FGD ini mengkristalkan satu pesan: Transisi menuju PEMDI bukan pilihan, tapi keharusan. Dan seperti diungkapkan Bapak Tony, "Keberhasilan pemda digital selalu ditentukan oleh akurasi peta jalan dan ketepatan memilih mitra eksekusi."
Sebagaimana Batam percaya pada data, mari kita percaya pada fakta: solusi PEMDI terintegrasi hanya mungkin diwujudkan oleh tim yang memahami denyut nadi pemerintahan dan detak jantung teknologi.